Rabu, 15 Mei 2013

Boneka Pengantin Flanel

hemmmmmmm............... :D :D :D

kalo kemaren Be-Te buangggeett karena belum bisa bikin boneka pengantin berwajah unyuk-unyuk ( tanpa M di depan nih... ) kali ini aq bisa senyum-senyum sendiri di kamar (hohohoho.. ngeri yakk) karena eh karena aq udah nemu formula yang bisa yaitu ......... taaaaaaaaraaaaaaaaaaaaaaa...........
Bukunya mas rahmad
'BUKUNYA MAS RAHMAD ' hahaha ini buku ampuh banget nyembuhin sakit hatiku lantaran wajah boneka buatanku yang kurang menarik :D, dan ini beberapa boneka buatanku setelah bukunya mas rahmat ini lecek aq bolak balik  :D

Buatan pertama
mata yang aga keatas dan kurang pas menjadikan boneka ini berwajah sedikit aneh haha... tapi lumayan lucu untuk percobaan pertama....( menurut aq  sendiri sihhh... hihihi ) meskipun berwajah aga kurang menarik nih boneka dibayarin juga sama temenku ... sebenernya sih ga niat jual cuman temenku maksa jatuh cinta kaliii yaaa.... wkwkw Alhamdulillah rejeki emang ga kemana... lumayan buat ganti beli peralatan kraf lagi....
Boneka pengantin betawi
yang diatas itu buatan ke 2.... Alhamdulillah engga begitu mengecewakan, meskipun bikin baju pengantin cowoknya sampe ngulang beberapa kali karena ga pas terus(hadewH 0_o).
Sampe saat ini nih boneka masih setia nongkrong dikamarku enggak dipamer-pamerin ketemen takut dibayarin lagi hohoho secara kerja keras aq semaleman nih....
Boneka Pengantin Jogja 
 dan ini lahhh perbuatanku yang ke 3 .... lihat hasilnya, sebenernya ga rela ni boneka buat hadiah doorprice di kegiatan IFW kemaren..karena bayangan aq ga se unyu gini hasilnya...hehe... tapi karena udah janji ya ga papalah... secara saia sudah bisa buat sendiri gitoo looohhh :D
 

Selasa, 14 Mei 2013

BelaJar FlaneL ^_^

hari ini cuma pengen kasih liat beberapa karya boneka pengantin original dibikin oleh tangan lentikku ini hehe.... kapan kapan kalo aq liatin dech cara bikinnya..^_^

ini boneka pengantin pertama yang aq bikin.. meskipun tingginya 15 cm sayang mukanya kurang lucu padahal matanya udah dibelog-belog'in gitu hadewh ( sambil nepuk jidat ) tapi lumayan lah sekelas pemula kayak aq... ga pake kursus dan sekolah lagi ( alesann..........haha ) karna bikinnya deket-deket hari pernikahan brother sepupu aq.. jadi boneka ini didedikasikan untuknya... meskipun bukan boneka ini yang aq kasih ke dia wkwkw 
boneka Pengantin  pertama kuw

nih penampakan boneka kedua ku...yang jadinya aq kasih ke brotherkuw boneka pengantin yang kata temenku, ceweknya lebih gagah dari cowoknya hahahahah, aq bilang nih cewenya KB duluan makanya genduth wkwkwk


Boneka pengantin keduakuw
tapi tenang aja udah aq perbaiki kok hasilnya lumayan,,, dan udah diaplikasikan pada hantaran nih penampakannya...

Gimanaa..........???

meskipun ada cacat2 dikit maklum laa.. yaa hihihi

daijobu ne... motto gomenasai :D demo... kekkon omedeto gozaimasu..

pengen banget buat yang cantik... tapi belum bisa :'( :'( :'( 

Senin, 13 Mei 2013

IFW ( Iluni For Women )

Udah lama banget yaa... ga ngeblog... 
Dari kemaren-kemaren sih pengen banget curhat huwaa...meskipun belum tau apa yang mesti dicurhatin..hehheheh ( aneh ??!!?? )

selama lulus kuliah kerjaan cuma kerja kerja dan kerja jadi ga punya temen maen dan kegiatan  :'(  paling paling kalo liburan didepan laptop sampe melotot nih mata haha... sampe akhirnya ketemu temen jaman SMU dan diajakin ngumpul di 









sebuah wadah alumni khusus perempuan gitu katanya hikz.. Iluni itu apaan sih ??
singkatan dari Ikatan Alumni ( hihihihi... ga nyangka ya kalo cuman kayak gitu singkatannya  :D aq dulu juga berfikir begitu kirain singkatann apaa gituu yang panjang-panjang :P)

sekali datang di tempat ini lah aq langsung  menemukan jiwaku sesungguhnya ( ceilee..... )
yaitu nge-felt... yang bikin aq terusss kecanduan... terus :D 

terima kasih untuk teman-teman yang udah membantu aq menemukan separuh jiwaku  :D

Rabu, 19 Oktober 2011


TUGAS
MATA KULIAH MANAJEMEN EXPORT-IMPORT

Dosen Pengampu:
Ibu. Ir. Nunuk Dwi Garwanti,  



Di susun oleh :
ERNA EKA ERYANA
2008/20215/M
008/20222/M

JURUSAN
MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL
STIE “IEU” YOGYAKARTA
2011

 PETA EKSPOR-IMPOR 2008 DAN
PROYEKSI EKSPOR INDONESIA TAHUN 2009



OLEH :
ERNA EKA ERYANA
2008/20215/M



PENDAHULUAN


Kinerja ekspor Indonesia pada 2009 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan 2008 yang dikarenakan adanya penurunan permintaan barang ekspor sebagai dampak dari krisis global yang sangat berpengaruh terhadap permintaan pasar internasional.
Melemahnya kinerja ekspor disebabkan oleh permintaan produk ekspor yang berkurang dan atau menurunnya harga komoditas ekspor. Apabila penurunan kinerja ekspor tersebut berkelanjutan maka kemungkinan terjadi penurunan cadangan devisa. Adapun batas aman nilai cadangan devisa adalah empat bulan ekspor dan pembayaran kewajiban atau kurang lebih US$50 miliar.
Salah satu cara meningkatkan cadangan devisa antara lain melalui peningkatan kegiatan ekspor, sehingga kestabilan perekonomian dapat dipertahankan. Menurut data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2008 mencapai US$51,6 miliar, namun pada Januari 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar US$50,9 miliar.
Untuk mengantisipasi keberlanjutan penurunan kinerja ekspor, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor, antara lain dengan cara memperluas/diversifikasi tujuan negara ekspor (Timur Tengah, ASEAN, RRT, Korea Selatan, dan India), meningkatkan kualitas produk ekspor, menghapus ekonomi biaya tinggi, mencegah impor ilegal, memberikan paket stimulus, memperluas pasar domestik, memperlancar logistik, mengganti produk impor dan adanya regulasi pemerintah.


EKSPOR

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan selama Januari-Desember 2008 nilai ekspor sebesar US$136,76 miliar meningkat sebesar 19,86 persen dibanding ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai sebesar US$107,8 miliar atau meningkat 17,16 persen.
Tabel 1.
Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia,
2005−2008
 Sumber : BPS Februari 2009

Sejak Juni 2008, market share ekspor migas mulai mengalami penurunan, sedangkan untuk non migas sebaliknya. Secara kumulatif ekspor selama lima tahun terakhir menunjukkan trend yang meningkat setiap tahunnya, dan sampai dengan Desember 2008 net ekspor masih positif, walaupun semakin menipis. Penurunan ekspor migas lebih disebabkan menurunnya harga migas di pasar internasional. Sedangkan menipisnya net ekspor juga disebabkan menurunnya harga komoditas dan diiringi penurunan permintaan internasional terhadap produk ekspor Indonesia sebagai dampak melemahnya perekonomian di triwulan terakhir 2008.
Tabel 1.
Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia,
2005−2008
 Sumber : BPS Februari 2009
Nilai ekspor nonmigas selama setahun terakhir terus mengalami peningkatan, namun jika dilihat dari pertumbuhannya selalu berfluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan November, namun pada akhir tahun 2008 anjlok ke level 21,9 persen lebih rendah dibanding awal tahun. Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh menurunnya harga komoditas di pasar internasional, khususnya beberapa produk pertanian.
Amerika Serikat selama ini tercatat sebagai negara tujuan ekspor kedua setelah Jepang. Pangsa ekspor non migas Indonesia ke Jepang sebesar 12,46%, disusul Amerika Serikat (11,40%), Singapura (9,60%), China (8,53%) dan India (6,24%). Negara lain yang menjadi tujuan ekspor utama produk non migas Indonesia adalah Malaysia (6,17%), Korea (4,54%) dan Belanda (3,24%). Dengan pangsa pasar 11% tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia khususnya untuk produk yang pasar utamanya ke Amerika Serikat.
Jenis produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat beragam, namun diperkirakan yang akan terkena dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furniture, dan elektronika. Oleh karena itu antisipasi terhadap kemungkinan terganggunya ekspor produk tersebut ke Amerika perlu dilakukan oleh pelaku usaha dengan dukungan dari pemerintah.

Jika dilihat dari sektoral, pada 2008 kontribusi ekspor produk industri mencapai sebesar 64,38 persen, tambang 10,84 persen, pertanian 3,61 persen, dan sisanya merupakan kontribusi dari migas. Dimana apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 34,98 persen, pertambangan dan lainnya 24,62 persen, serta industri sebesar 15,15 persen.


IMPOR

Pada 2008 nilai impor Indonesia mencapai US$128,79 miliar dengan komposisi impor migas sebesar US$30,47 miliar (23,66 persen) dan impor nonmigas sebesar US$98,32 miliar (76,34 persen). Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya impor mengalami pertumbuhan sebesar 74,35 persen.
Pada 2008, golongan mesin/pesawat mekanik memberikan kontribusi sebesar 18,18 persen terhadap total impor nonmigas. Mesin dan peralatan listrik berada dibawahnya dengan kontribusi sebesar 14,97 persen, sedangkan pada posisi ketiga besi dan baja sebesar 8,43 persen.
Beberapa golongan barang yang mengalami perlambatan antara lain kendaraan dan bagiannya turun US$0,083 miliar, kapas US$0,026 miliar, tembaga dan barang daripadanya US$0,025 miliar, mesin/pesawat mekanik US$0,024 miliar, plastik dan barang dari plastik US$0,015 miliar, dan US$0,008 miliar untuk instrumen dan asparatus optis.
Ditinjau menurut negara asal, dari total impor nonmigas 2008 sebesar US$98,32 miliar sekitar 76,97 persen berasal dari kontribusi 12 negara utama. Kontribusi terbesar impor nonmigas sebesar US$ 14,96 miliar berasal dari Cina, diikuti Jepang dan Singapura masing-masing sebesar US$14,44 miliar dan US$11,07 miliar.

Komponen impor menurut penggunaan barang yang terbesar selama Januari-Desember 2008 berasal dari bahan baku/penolong sebesar US$99,11 miliar atau 76,95 persen, barang modal US$21,28 miliar dan barang konsumsi sebesar US$8,41 miliar. Sementara itu pada Desember 2008 bahan baku/penolong dan konsumsi mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya masing-masing US$1,36 miliar dan US$0,10 miliar, sedangkan untuk barang modal meningkat US$0,44 milyar

PROYEKSI EKSPOR – IMPOR

Kinerja Ekspor 10 Kelompok Produk Utama
Saat ini Indonesia memiliki 10 produk utama andalan ekspor yang mampu menyumbang sekitar 50% dari total ekspor non migas Indonesia. Termasuk dalam katagori 5 besar produk andalan ekspor Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), disusul elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk hasil hutan. Untuk produk lainnya adalah alas kaki, otomotif, udang, kakao dan kopi.
Sawit dan produk sawit serta karet dan produk karet tercatat sebagai produk yang di tahun 2008 ekspornya mengalami pertumbuhan yang cukup besar masing-masing 111,8% dan 36,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi lainnya yang tahun 2008 mengalami pertumbuhan ekspor tinggi adalah kopi dan kakao masing-masing 80,9 % dan 35,2%. Namun disayangkan nilai ekspor kedua produk tersebut masing sangat kecil dibandingkan dengan nilai ekspor sawit dan karet.
Untuk TPT, produk hasil hutan dan elektronika nilai ekspornya paling tingggi dibandingkan dengan produk lainnya, namun peningkatan ekspornya di tahun 2008 tidak sebesar sawit dan karet. Nilai ekspor TPT Indonesia tahun 2008 (Jan-Sep) sebesar 7,9 miliar US$, dengan pertumbuhan ekspor 5,5%, nilai ekspor produk hasil hutan dalam periode yang sama sebesar 6,6 miliar US$ dengan pertumbuhan sebesar 14,1% dan nilai ekspor elektronika sebesar 6,1 miliar US$ dengan pertumbuhan sebesar 5,6%.
Kalau dilihat dari segi volumenya, pertumbuhan ekspor 10 komoditi utama tersebut ternyata lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan nilainya, kecuali kopi. Hal ini menunjukkan bahwa harga 10 produk utama ditahun 2008 (Jan-Sep) mengalami peningkatan kecuali harga kopi yang menurun.
Beberapa pengamat memprediksikan pada 2009 akan terjadi pertumbuhan ekspor yang melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Skenario yang dibuat Departemen Perdagangan untuk pertumbuhan ekspor pada 2009 adalah sebagai berikut :
1.         Tanpa adanya krisis, pertumbuhan ekspor non migas sebesar 19,0%.
2.         Dengan adanya krisis, tanpa dibarengi antisipasi kebijakan pemerintah pertumbuhan    ekspor non migas meningkat 0,9%.
3.         Adanya respon kebijakan didalam negeri untuk mendorong ekspor dan investasi, pertumbuhan ekspor antara 4,3% - 8%, dengan level moderat 6%.

Kinerja Ekspor 10 Kelompok Produk Utama

Saat ini Indonesia memiliki 10 produk utama andalan ekspor yang mampu menyumbang sekitar 50% dari total ekspor non migas Indonesia. Termasuk dalam katagori 5 besar produk andalan ekspor Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), disusul elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk hasil hutan. Untuk produk lainnya adalah alas kaki, otomotif, udang, kakao dan kopi.
Sawit dan produk sawit serta karet dan produk karet tercatat sebagai produk yang di tahun 2008 ekspornya mengalami pertumbuhan yang cukup besar masing-masing 111,8% dan 36,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi lainnya yang tahun 2008 mengalami pertumbuhan ekspor tinggi adalah kopi dan kakao masing-masing 80,9 % dan 35,2%. Namun disayangkan nilai ekspor kedua produk tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan nilai ekspor sawit dan karet.




Pasar Utama 10 Kelompok Produk Ekspor Utama Indonesia
Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia terkonsentrasi pada 10 negara tujuan ekspor utama Indonesia seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura, China, India, Jerman, Malaysia, Belanda, Korea Selatan dan Inggris. Lebih dari 60% produk utama Indonesia diekspor ke negara-negara tersebut. Untuk beberapa produk seperti udang, kakao dan elektronik pasarnya ternyata terkonsentrasi (lebih dari 70%) di negara tersebut. Oleh karena itu, apabila terjadi goncangan di negara-negara tersebut, yang paling terkena dampaknya adalah ketiga produk tersebut.
Kemudian untuk produk yang penyebaran pasarnya relatif lebih baik (dibawah 60% pasarnya di negara tersebut) adalah produk otomotif, produk hasil hutan, alas kaki dan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Oleh karena itu apabila terjadi goncangan ekonomi di negara-negara tersebut, pengaruhnya terhadap kinerja ekspor produk diperkirakan tidak akan berpengaruh besar. Diantara sepuluh produk tersebut, otomotif memiliki penyebaran pasarnya yang paling baik. Pasar otomotif Indonesia sekitar 35% terkonsentarsi di 10 negara tersebut, selebihnya menyebar di negara lain.

Ekspor 10 Kelompok Komoditi Potensial Indonesia

Selain kelompok komoditi utama, Indonesia memiliki 10 kelompok komoditi potensial. Meskipun pangsa ekspor kelompok komoditi potensial masih rendah (5,4% dari total non migas), kelompok produk ini didominasi oleh usaha kecil dan menengah, menyerap banyak tenaga kerja dan mengandung nilai budaya serta kreatifitas bangsa Indonesia.

Nilai total ekspor kelompok komoditi potensial Indonesia tahun 2008 (Jan –Sep) sebesar 4,6 miliar US$, meningkat sebesar 25,4 % dibandingkan tahun sebelumnya. Volume ekspor produk tersebut dalam periode yang sama sebesar 2.399,2 ribu ton, meningkat 28,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Kecenderungan peningkatan volume ekspor yang lebih besar dari nilainya menunjukkan produk tersebut mengalami kecenderungan penurunan harga pada periode tersebut. Dari 10 kelompok komoditi potensial tersebut, makanan olahan dan perhiasan memiliki nilai ekspor tertinggi dibandingkan produk lainnya. Dilihat dari pertumbuhan volume ekspor yang lebih tinggi dari pertumbuhan nilainya, kedua kelompok memiliki kecenderungan penurunan harga. Kecenderungan penurunan harga paling tinggi pada kelompok perhiasan.

 Kesimpulan

Ekspor Indonesia diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya Hal ini disebabkan oleh situasi perekonomian global yang kurang kondusif khususnya menurunnya harga beberapa produk di pasar internasional. Ekspor non migas Indonesia selama ini masih didominasi oleh produk industri. TPT, produk hasil hutan, elektronika, karet dan produk karet serta sawit dan produk sawit merupakan produk industri yang paling tinggi ekspornya.
Beberapa produk dari Indonesia (udang dan kakao) pasarnya terkonsentrasi (lebih dari 70%) di sepuluh negara tujuan ekspor utama, sehingga apabila terjadi goncangan di negara-negara tersebut, ketiga produk tersebut yang paling terkena dampaknya. Produk Indonesia yang penyebaran pasarnya relatif baik adalah otomotif, produk hasil hutan dan TPT.

Contoh Barang Impor Indonesia




Nama : ERNA EKA ERYANA

NIM : 2008/20215/M

Mata Kuliah : Pemasaran & Perdagangan Internasional

Dosen : Bp. Didik Subiyanto, SE. M.Si

TUGAS

Contoh – contoh produk impor tetapi produk tersebut juga diproduksi di Indonesia dan Alasannya :

1. G U L A

Latar Belakang

• Gula dalam negeri tidak dapat bersaing dengan gula impor karena petani dinegara pengekspor diberi subsidi oleh pemerintahnya. Pemerintah Indonesia tidak memiliki dana untuk memberikan subsidi.

• Petani tebu sangat tergantung kepada industri gula karena tidak ada pilihan untuk menjual tebunya kepada industri yang berada jauh dari lokasi sehingga posisi tawarnya sangat rendah.

• Perlu diberikan insentif kepada industri gula dan mewajibkan untuk membeli (menyangga) gula petani pada tingkat harga yang wajar agar petani mampu memperbaiki budi daya tanamannya.

Tujuan

• Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga mampu memperbaiki budi daya tanaman tebu.

• Industri gula dapat melakukan restrukturisasi industrinya.

• Menjamin pemenuhan kebutuhan gula didalam negeri baik untuk konsumen maupun untuk industri.

2. BERAS

Latar Belakang

· Beras dalam negeri tidak dapat bersaing dengan beras impor karena petani di negara pengekspor diberi subsidi oleh pemerintahnya. Pemerintah Indonesia tidak memiliki dana untuk memberikan subsidi.

· Pengadaan beras untuk Program RASKIN selama ini berasal dari impor sehingga perlu didorong untuk membeli beras yang berasal dari dalam negeri.

· Dalam rangka ketahanan pangan.

Tujuan

· Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga mampu meningkatkan produksi dan produksifitas beras.

· Menjamin pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri pada tingkat harga yang wajar.

3. GARAM

Latar belakang

· Industri pengguna barang di dalam negeri (pabrik kertas, pulp, kaustik soda dan pengeboran minyak). Selama ini menggunakan garam impor dengan alasan garam dalam negeri kualitasnya tidak memenuhi syarat dan harganya relatif mahal serta untuk beberapa jenis garam belum dapat diproduksi di dalam negeri;

· Garam konsumsi dalam negeri, tidak dapat bersaing dengan garam konsumsi impor karena petani di negara pengekspor di beri subsidi oleh pemerintahnya (a.1. India dan Cina). Pemerintah Indonesia tidak memiliki dana untuk memberikan subsidi.

Tujuan

• Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga mampu

· meningkatkan produksi dan produktivitas garam.

• Menjamin pemenuhan kebutuhan garam di dalam negeri pada tingkat harga yang wajar.

· Mendorong industri pengguna garam di dalam negeri untuk menggunakan garam produksi dalam negeri.

• Dalam rangka ketahanan pangan

4. MINOL (MINUMAN BERALKOHOL).

Latar Belakang

Tata niaga impor minol (minuman beralkohol) bertujuan disamping untuk memenuhi kebutuhan hotel, pub, bar, dan tamu restoran atau wisatawan asing dan toko bebas bea juga untuk membatasi kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol yang tidak sesuai dengan budaya bangsa dan agama.

Tujuan

Menciptakan Ketentraman dan Ketertiban kehidupan masyarakat.

5. CENGKEH.

Latar Belakang

· Produksi cengkeh nasional kenyataannya melebihi kebutuhan cengkeh dalam negeri termasuk untuk kebutuhan industri rokok kretek didalam negeri.

· Sebelum dikeluarkan ketentuan pengaturan impor, industry rokok kretek banyak menggunakan cengkeh impor yang pada dasarnya kualitasnya tidak berbeda dengan kualitas cengkeh dalam negeri.

Tujuan

· Mendorong industri rokok kretek mengutamakan penggunaan bahan baku cengkeh produksi dalam negeri.

· Meningkatkan pendapatan petani cengkeh dengan tetap memperhatikan kepentingan industri di dalam negeri khususnya industri rokok kretek.

Contoh – contoh produk impor yang diproduksi di Indonesia dan Alasannya :


1. Impor Barang Modal Bukan Baru (mesin bekas)

Latar Belakang:

Bahwa keadaan ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih belum kondusif, sehingga dalam rangka upaya percepatanpertumbuhan sektor riil dipandang perlu untuk melakukan upaya penyediaan kendaraan bermotor sebagai sarana pengangkutan untuk mendorong kegiatan usaha industri. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri rekondisi dalam rangka penyediaan lapangan kerja serta meningkatkan tambah hasil industri.

Tujuan :

           1) Harga barang modal yang baru relatif mahal dan tidak dapat dijangkau oleh Dunia Usaha;

            2) Menjamin pemenuhan kebutuhan barang modal bukan baru di dalam negeri, baik untuk  
                menunjang sektor riil.

2. Bahan Baku Plastik

Latar Belakang :

Untuk melindungi industri pengguna bahan baku plastik dalam negeri sekaligus

memenuhi kebutuhan industri dalam negeri seperti industri barang dari plastik dan

kemasan dari plastik, mainan anak-anak, dan pipa plastik.

Tujuan :

Mengembangkan industri bahan baku plastik dan memenuhi industri pengguna

3. Bahan Perusak Lapisan Ozon (BPO)

Latar Belakang

a. Konvensi Wina terdapat kewajiban kepada negara-negara pihak untuk menghapus penggunaan berbagai senyawa kimia yang merupakan bahan perusak lapisan ozon secara bertahap dan untuk itu diberikan kesempatan kepada negara-negara pihak termasuk Indonesia untuk dapat melaksanakan program BPO.

b. Berbagai industri di Indonesia masih membutuhkan senyawa kimia yang merupakan BPO sebagai bahan baku penolong.

c. Pengawasan dan pengendalian pengadaan BPO.

Tujuan

Berdasarkan konvensi WINA dan Monterial protokol terdapat kewajiban kepada negara-negara pihak untuk menghapus pengguna berbagai senyawa kimia yang merupakan bahan perusak lapisan ozon secara bertahap, dan untuk itu diberikan kesempatan kepada negara pihak termasuk Indonesia untuk dapat melaksanakan program penghapusan penggunaan BPO sampai batas waktu tertentu

4. Jarum jahit, Peniti dan pengait baju

Belum ada alasan jelas dari pemerintah tentang impor barang ini, meskipun kecil dan sepele tetapi sampai dengan saat ini negara kita belum bisa memproduksi sendiri. Mungkin saja pengerjaan yang rumit, atau bahkan karena hal ini dianggap sepele. Padahal di Indonesia sendiri banyak sekali perusahaan konfeksi dan sejenisnya yang tentunya jarum ataupun pengait baju sangat diperlukan.

5. Prekursor

Latar Belakang :

Prekusor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan penolong untuk keperluan proses produksi pharmasi atau non pharmasi, apabila disimpangkan dapat dipergunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan atau psikotropika.

Tujuan :

- Menjamin tersedianya bahan baku/penolong untuk industri farmasi dan non farmasi. - Mencegah penyimpangan penggunaan Prekursor

APLIKASI FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN DI PT. MISAJA MITRA PATI

APLIKASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
 DI
 PT. MISAJA MITRA PATI

TUGAS
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN  : BP. HERMAN WAHYU DM, S.Pd.MM









DISUSUN OLEH :
1.       ERNA EKA ERYANA         2008/20215/M
2.       MASRUROH                   2008/20200/M
3.       KUSTIAH                       2008/20201/M
4.       MASITA                         2009/20173/M
5.       YULIS PUJI N.               2008/20209/M


                                                 
BAB 1
PENDAHULUAN

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20 Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Adapun kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1.             Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.             Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.             Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

PT. MISAJA MITRA merupakan perusahaan yang berstatus PMA (Penanaman Modal Asing) yaitu antara PT. Pelindo jaya (Indonesia) dengan Toho Bussan Kaisha.Co.Ltd ( Jepang). Dalam kepemilikannya lebih didominasi oleh perusahaan  Toho Bussan Kaisha yaitu sebesar 60.01%
PT. MISAJA MITRA merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan udang.  Dengan kantor Pusat berada di Jakarta yang resmi berdiri sejak tahun 1968. Memiliki 3 kantor cabang Perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Pati ( Jawa Tengah ), Kotabaru ( Kalimantan Selatan) dan Tarakan (Kalimantan Timur) .
PT. MISAJA MITRA PATI diresmikan pada tanggal 19 April 1994 dan beroperasi dalam pengolahan udang segar dalam bentuk produk Head Less Block Frozen Shrimp, Peeled Block Frozen Shrimp, PDTO Nobashi Ebi vacuum pack, Frozen Shrimp PDTO Panko Ebi, Frozen Shrimp HO PDTO Panko Ebi.
PT. MISAJA MITRA PATI merupakan perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan pesanan dari pelanggan.  Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan di Jepang dan Eropa.
BAB 2
PERMASALAHAN

Penerapan  fungsi-fungsi manajemen di PT. MISAJA MITRA PATI dapat dilihat dari :
1.                   Perencanaan
Dalam fungsi perencanaan PT. MISAJA MITRA telah menetapkan tujuan , kebijakan dan sasaran mutu perusahaan , juga menetapkan sasaran di tiap bagian agar memudahkan PT. MISAJA MITRA untuk mencapai tujuannya sebagai perusahaan yang terpercaya.

VISI

Dikenal sebagai perusahaan yang terpercaya dalam menghasilkan udang beku yang bermutu tinggi

MISI

                Memproses udang yang bermutu tinggi melalui proses yang higienis dan aman dikonsumsi untuk memenuhi harapan pelanggan sehingga memberikan pertumbuhan yang baik bagi perusahaan dan kesejahteraan bagi pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
                KEBIJAKAN MUTU
                PT. Misaja Mitra, sebagai perusahaan yang bergerak dalam pengolahan udang bertekad untuk memenuhi persyaratan Pelanggan dan Peraturan perundang-undangan serta melakukan perbaikan secara terus menerus guna mencapai kepuasan Pelanggan, melalui:
1.          Penyediaan produk yang bermutu tinggi dan aman dikonsumsi
2.          Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
3.          Penyediaan peralatan kerja yang higienis
4.          Pengiriman tepat waktu sesuai pesanan

Mengacu pada Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu yang akan dicapai pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1.    Penyediaan produk yang bermutu tinggi dan aman dikonsumsi:
a.    Tingkat klaim dari pelanggan 0% 
b.      Produk tidak sesuai (dialihkan dari produk utama) maksimal 3%
2.    Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
a.    Pemenuhan kompetensi karyawan yang berpengaruh langsung terhadap mutu produk minimal 90%
3.    Penyediaan peralatan kerja yang higienis
a.    Hasil pemeriksaan mikroorganisme pada peralatan kerja yang tidak memenuhi standar 0 kasus/bulan
4.    Pengiriman tepat waktu sesuai pesanan
a.       Pengiriman tepat waktu sesuai jadwal mencapai 100%.
5.Kepuasan Pelanggan
a.       Tingkat Kepuasan Pelanggan Minimal 85%.

Dalam perencanaannya factory Manager bertanggung jawab penuh atas rencana yang telah ditetapkan yaitu :
Menetapkan Sasaran Mutu yang dibuat:
·            Di setiap departemen.
·            Terukur serta konsisten dengan Kebijakan Mutu dan perbaikan terus- menerus.
Memastikan bahwa :
·            Perencanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dilakukan untuk     mencapai Sasaran Mutu dan persyaratan ISO 9001:2000.
·            Integritas Sistem Manajemen Mutu (SMM) tetap terpelihara, apabila terjadi perubahan didalamnya
dengan dibantu oleh:
management Representative yang bertugas:
·            Memelihara dan mengendalikan Sasaran Mutu termasuk perencanaan Sistem Manajemen Mutu
·            Memastikan pelaksanaan evaluasi pencapaian Sasaran Mutu di semua departemen.
Kepala Bagian yang bertugas :
·            Memonitor pelaksanaan Rencana Manajemen Mutu .
·            Mengevaluasi pencapaian Sasaran Mutu dan melaporkan ke Factory Manager.

2.       Fungsi pengorganisasian
Struktur organisasi PT. MISAJA MITRA PATI
Struktur organisasi Perusahaan merupakan struktur organisasi fungsional staff. Salah satu alat bagi pemimpin untuk mencapai tujuan perusahaan adalah adanya organisasi yang baik dalam arti sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pembentukan struktur organisasi adalah agar menciptakan pola yang dapat mempertinggi efisiensi kerja , sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik antar setiap bagian.
Pembagian tugas masing-masing bagian diatur dalam job deskripsi yang diatur seperti dibawah ini :
Factory Manager mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta mengkomunikasikannya sebagai berikut:
·         Menetapkan dan mengkomunikasikan tanggung jawab dan wewenang tiap fungsi dalam perusahaan, sesuai dengan Struktur Organisasi dan Job Description
·         Menunjuk Management Representative dengan tugas :
·         Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
·         Melaporkan kepada Pemimpin Perusahaan, kinerja dari Sistem Manajemen Mutu serta peningkatan yang diperlukan
·         Memastikan pemahaman tentang persyaratan pelanggan disebarluaskan di seluruh tingkatan perusahaan.
·          
·         Menunjuk Kepala Bagian untuk:
·      Melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses.
·      Melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan dalam bentuk rapat koordinasi , rapat antar Departemen.

3.       Pengarahan dan Motivasi
Pengarahan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
PT. MISAJA MITRA PATI memberikan breafing kepada kepala bagian setiap hari sebelum dimulai kerja. Adapun isi dari breafing tersebut adalah mengenai rencana kerja, rencana perbaikan dan rencana rencana lainnya yang wajib di teruskan ke bawahan sampai dengan pada user / perkerja.
Motivasi adalah suatu proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan agar dapat bekerja keras dan giat membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Melalui pengarahan dari atasan dapat menciptakan komitmen dorongan usaha-usaha yang mendukung tercapainya tujuan. Ketika gairah kerja karyawan menurun perlu untuk dipertimbangkan alternative untuk mendorong kembali semangat kerja karyawan dengan memahami factor penyebab turunnya gairah kerja tersebut.
PT. MISAJA MITRA PATI menerapkan fungsi pengarahan dengan memberikan :
·      Pelatihan
PT. MISAJA MITRA PATI memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat mengikuti pelatihan yang diperlukan oleh karyawannya guna menunjang keefektifan dalam menyelesaikan pekerjaannya baik training eksternal maupun internal misalnya : training Leaderships, Training magang di jepang, Training OFCF (oversea  Fishery Cooperation Foundation) di Jepang, Training HACCP dan lain sebagainya. Bahkan dalam sasaran mutu bagian Personalia PT. MISAJA MITRA PATI menetapkan bahwa setiap karyawan berhak untuk mengikuti pelatihan 1x/bulan / orang.
·      Gaji / Upah
PT. MISAJA MITRA PATI memiliki 4 golongan karyawan yaitu :
1.          Karyawan Staff
2.          Karyawan Bulanan
3.          Karyawan Harian
4.          Karyawan borongan
Keempat golongan tersebut diberikan gaji / Upah yang layak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini UMK dan peraturan perusahaan. Dan diberikan tepat waktu setiap tanggal 26.
·      Pemberian tugas pekerjaan yang jelas.
Penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan, ketrampilan dan keahlian nya. Pemasangan kamban-kamban  cara, prosedur, dan  ketentuan kerja pada setiap ruang kerja untuk memudahkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar.
·      Pemberian insentif
Insentif ( penghasilan tambahan ) berupa honor, tunjangan Hadiah dan sebagainya kepada karyawan berdasarkan prestasi dan hasil kerjanya, sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.
·      Partisipasi karyawan
Membuka kesempatan selebar-lebarnya kepada karyawan untuk dapat berpartisipasi dalam memajukan perusahaan.
·      Pengembangan karier
Mendorong dan membantu setiap karyawan dalam pengembangan karier melalui diklat, penataran, magang dan selanjutnya sampai pada dilakukannya promosi jabatan.
·      Menciptakan suasana yang nyaman aman dan sehat dalam bekerja
Memberikan fasilitas-fasilitas seperti alat kerja, perlengkapan kerja, Loker, Ruang istirahat, ruang makan , WC, musolla sarana olahraga ,sarana kesenian / hiburan, jaminan sosial dan kesehatan untuk dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya oleh karyawan untuk menunjang suasana yang nyaman seperti yang diharapkan.
5.          Pengawasan
Dalam fungsi pengawasan dari perencanaan , pengorganisasian, pengarahan dan motivasi, semua departemen di PT. MISAJA MITRA PATI akan diaudit secara internal.
a.    Audit internal ditetapkan pelaksanaannya minimal dua kali dalam satu tahun.
b.   Team auditor harus terdiri dari personil yang independen (tidak dari area atau bagian yang diaudit), dan sudah melalui proses kualifikasi dan ditetapkan dalam Daftar Auditor Terpilih.
c.    Audit tidak terjadwal bisa dilakukan bila ditemukan ketidaksesuaian yang bersifat kritis.
d.   Peninjauan terhadap audit sebelumnya harus dilakukan pada setiap Audit Mutu Internal.
e.   Temuan yang minor dua kali tidak ditanggapi menjadi major.
f.     Semua temuan ( major, minor dan observasi ) dicatat dalam form temuan  ( CAR ).
g.    Temuan Major dan Minor harus dilakukan perbaikan oleh auditee sesuai waktu yang ditetapkan pada form CAR
h.   Untuk temuan Observasi auditee harus melakukan klarifikasi untuk melakukan perbaikan atau tidak.
i.      Dalam hal temuan Observasi diklarifikasi oleh auditee dan tidak merasa perlu perbaikan maka auditor harus memastikan bahwa klarifikasi yang diberikan efektif dan tidak memungkinkan permasalahan yang lain.

Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen secara periodik dua kali setahun, dan bila dibutuhkan atau karena ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu. Adapun ruang lingkup dari dilaksanakan Rapat Tinjauan manajemen adalah :
·         Prosedur Tinjauan Manajemen ini mencakup tanggung jawab dan wewenang manajemen, pengukuran dan pemantauan efektifitas penerapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen secara periodik, penyelesaian masalah-masalah atau perselisihan yang berkaitan dengan Sistem Manajemen
·         Prosedur Tinjauan Manajemen mencakup pengukuran dan pemantauan perbaikan, pencegahan dan perubahan Sistem Manajemen yang keluarannya merupakan peningkatan terhadap proses dan produk sehubungan dengan persyaratan Pelanggan, peningkatan efektifitas Sistem Manajemen , dan sumber daya yang dibutuhkan.
·         Melakukan pengumpulan data dan analisis data untuk menentukan efektifitas penerapan Sistem Manajemen dan mengidentifikasi peningkatan yang dapat dilakukan.
Adapun uraian masalah masalah managemen yang tengah dihadapi di PT. MISAJA MITRA yang paling signifikan  saat ini adalah:
Masalah Internal
Nilai kepuasan Pelanggan yang ditargetkan sebesar 85% hanya tercapai 62%. Hal ini dipengaruhi mengenai kurangnya mutu produk, keterlambatan pengiriman, dan harga produk yang mahal.
Masalah eksternal
Harga Produk dari PT. MISAJA MITRA relative mahal dibanding dengan Harga produk serupa dari perusahaan lain ( sesama Indonesia ).

BAB 3
TINJAUAN TEORITIS
1.       ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
2.       Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9] Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
3.       Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat;(3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; 4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;(5) jumlah pekerjaan meningkat.
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
4.       Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.


BAB 4
TINJAUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

Dari bab 3 diatas sudah dapat dilihat bahwa PT. MISAJA MITRA PATI telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan terkontrol, meskipun tidak dapat dipungkiri akan adanya masalah – masalah  yang ditimbulkan dalam proses itu sendiri.
Membahas tentang masalah yang dihadapi oleh PT. MISAJA MITRA :
1.          MASALAH INTERNAL
Mengenai Nilai kepuasan Pelanggan yang ditargetkan sebesar 85% hanya tercapai 62%. Hal ini dipengaruhi mengenai kurangnya mutu produk, keterlambatan pengiriman, dan harga produk yang mahal.
Kepuasan pelanggan yang diharapkan 23% dibawah dari yang harapkan. PT. MISAJA MITRA PATI telah dapat mengidentifikasi penyebab ketidak sesuaian yang terjadi yaitu diantaranya disebabkan karena :
a.    Mutu produk
Mutu produk yang dimaksud adalah disebabkan penggunaan bahan baku yang kurang segar mempengaruhi mutu produk. Penggunaan bahan baku yang kurang segar ini disebabkan karena keterbatasan bahan baku, tingginya harga bahan baku dipasaran dan kurangnya order untuk memenuhi kapasitas produksi secara maksimal menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi.
b.   Keterlambatan pengiriman
Penyebab keterlambatan pengiriman selain keterbatasan bahan baku adalah karena bahan pengepakan yang datang terlambat dari waktu yang dijadwalkan. Adanya komunikasi yang kurang baik antara PT. MISAJA MITRA PATI sebagai pelaksana produksi dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA sebagai pemberi pesanan. Indentifikasi penyebab masalah komunikasi ini dikarenakan adanya komunikasi yang kurang baik antara perwakilan pihak TOHO BUSSAN KAISHA yang ada di PT. MISAJA MITRA PATI dengan pihak marketing di TOHO BUSSAN KAISHA Jepang, yang sering kali menyebabkan miscommunication dalam manajemen. penyebab lainnya adalah waktu persiapan pengadaan bahan baku,bahan pembantu serta proses produksi produk di tentukan oleh TOHO BUSSAN KAISHA waktunya terlalu pendek sehingga PT. MISAJA MITRA PATI tidak dapat menyelesaikan produksinya. Langkah antisipasi yang sering dilakukan oleh pelaksana produksi di PT. MISAJA MITRA PATI adalah dengan melakukan produksi sebelum waktu yang diperintahkan tiba ( mencuri start untuk melakukan pengadaan bahan baku dan proses produksi ).
Peneguran dan pembahasan masalah ini sudah sering dilakukan, tetapi kendala perbedaan bahasa dan cara penyampaian menjadi masalah terjadi miskomunikasi.
c.    Harga produk yang mahal.
Mahalnya harga produk ini dikarenakan:
·      keterbatasan bahan baku, yang menyebabkan perusahaan lain yang lebih kuat memasang harga tinggi untuk mendapatkan bahan baku.
·      Pola makan masyarakat Indonesia tertutama di pulau Jawa mulai berubah untuk lebih banyak mengkonsumsi hasil perikanan.

2.                   MASALAH EKSTERNAL
Harga Produk dari PT. MISAJA MITRA relative mahal dibanding dengan Harga produk serupa dari perusahaan lain ( sesama Indonesia ).
Price Market dipasaran Internasional jauh dibawah dari standar Price Market di Lokal khususnya Jawa. PT. MISAJA MITRA PATI telah mengidentifikasi penyebabnya yaitu :
a. PT. MISAJA MITRA PATI kesulitan mendapatkan bahan baku, udang terutama dari Jawa. Hal ini disebabkan karena harga pasar lebih tinggi dibandingkan dengan harga bahan baku untuk pabrik. Harga pasar ini dipengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia yang mulai beralih pada konsumsi hasil perikanan. Hotel , restoran dan rumahan sekarang ini lebih memilih hidangan seafoods ketimbang daging. Quantity panen petani udang yang terbatas mengakibatkan pasokan bahan baku udang untuk pabrikan menjadi terbatas. Sehingga setiap pabrik menentukan harga tinggi agar dapat memenuhi kebutuhannya. Bagi pabrik yang kapasitas produksinya besar penetapan harga tinggi tidak menjadi masalah. Harga yang tinggi diimbangi dengan kapasitas produksi yang besar menjadikan biaya produksi dapat ditekan, sehingga harga jual masih dapat terkontrol. Sedangkan PT. MISAJA MITRA PATI dengan kapasitas produksi yang kecil karena hanya memenuhi pesanan dan tidak dapat melakukan pengembangan pada produknya harga bahan baku yang mahal menjadikan produk dari PT. MISAJA MITRA PATI tidak mampu bersaing.
b.Langkah lain yang dilakukan oleh PT. MISAJA MITRA PATI untuk dapat bertahan adalah dengan mendatangkan bahan baku dari luar daerah Jawa seperti Kalimantan dan melakukan import bahan baku seperti dari India dan Pakistan guna memenuhi quantity pesanan pelanggan. Akan tetapi, masalah yang kemudian muncul adalah penurunan mutu yang disebabkan bahan baku yang diolah merupakan bahan baku simpan sehingga nilai kesegarannya sudah menurun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masalah Internal mengenai kepuasan pelanggan yang telah di uraikan diatas. Selain itu PT. MISAJA MITRA PATI juga melakukan program cost down pada setiap departemen untuk menekan  tingginya biaya produksi yang dikeluarkan.

BAB 5
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari seluruh uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa PT. MISAJA MITRA PATI telah melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan sebagai mana mestinya. Sebagian permasalahan yang terjadi telah diambil tindakan perbaikan akan tetapi masih perlu adanya analisa dan verifikasi akan keefektifan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan supaya kelangsungan PT. MISAJA MITRA PATI dapat dipertahankan.
komunikasi merupakan elemen terpenting dalam organisasi dan manajemennya. Sering kali keberhasilan personal dan program sangat tergantung dari keberhasilan komunikasi yang dilakukan para anggotanya. Komunikasi mempertemukan antara tujuan organisasi dengan target hasil yang dicapai, komunikasi berfungsi untuk mengadaptasikan perubahan yang terjadi dalam organisasi juga pengaruh ekstenal dan terakhir komunikasi berfungsi membina hubungan antar anggota organisasi sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik. Sedangkan dari uraian diatas jelas komunikasi yang ada di PT. MISAJA MITRA PATI berjalan kurang baik.
Banyaknya perusahaan cold storage yang ada sekarang ini menjadikan PT. MISAJA MITRA PATI mengalami kesulitan untuk tetap bisa bersaing ditengah krisis-krisis yang terjadi dalam lingkungan interal maupun ekternal.
Peningkatan kualitas mutu produk, peningkatan produktivitas dan penekanan biaya produksi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh PT. MISAJA MITRA PATI  saat ini.
Bila dibandingkan dengan tinjauan teoritis pada Bab III sangat tidak konsekuen. Sebab antara teori dan pelaksanaan terapan sistem manajemen tidak akan berlangsung dengan baik dan benar bahkan malah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi tersebut.

SARAN

Permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. MISAJA MITRA PATI, tentunya membutuhkan perhatian dan solusi cepat dan tepat, guna menghindari adanya permasalahan baru yang akan muncul sebagai efek tidak segera dilakukan tindakan-tindakan perbaikan seperti, beralihnya pelanggan PT. MISAJA MITRA PATI ke perusahaan lain yang mungkin lebih bisa memenuhi keinginan pelanggan.
Perlu adanya tindakan perbaikan mengenai system komunikasi yang ada diantara pihak PT. MISAJA MITRA PATI dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA.
Perbaikan komunikasi dalam setiap bagian di lingkungan intern PT. MISAJA MITRA PATI.
Mepertahankan dan meningkatkan system HOU-REN-SOU (ReportConnectionCounsel) yang telah diterapkan  di PT. MISAJA MITRA PATI.
Melakukan komunikasi secara dekat dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA untuk dapat bersama-sama saling membantu mengatasi permasalah yang timbul.
Melakukan terobosan, deversifikasi produk yaitu PT. MISAJA MITRA PATI mempunyai kelengkapan bahan baku, peralatan yang dapat mengolah berbagai macam pesanan berupa hasil perikanan dari pelanggan tidak terbatas udang saja.