Rabu, 19 Oktober 2011

APLIKASI FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN DI PT. MISAJA MITRA PATI

APLIKASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
 DI
 PT. MISAJA MITRA PATI

TUGAS
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN  : BP. HERMAN WAHYU DM, S.Pd.MM









DISUSUN OLEH :
1.       ERNA EKA ERYANA         2008/20215/M
2.       MASRUROH                   2008/20200/M
3.       KUSTIAH                       2008/20201/M
4.       MASITA                         2009/20173/M
5.       YULIS PUJI N.               2008/20209/M


                                                 
BAB 1
PENDAHULUAN

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20 Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Adapun kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1.             Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.             Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.             Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

PT. MISAJA MITRA merupakan perusahaan yang berstatus PMA (Penanaman Modal Asing) yaitu antara PT. Pelindo jaya (Indonesia) dengan Toho Bussan Kaisha.Co.Ltd ( Jepang). Dalam kepemilikannya lebih didominasi oleh perusahaan  Toho Bussan Kaisha yaitu sebesar 60.01%
PT. MISAJA MITRA merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan udang.  Dengan kantor Pusat berada di Jakarta yang resmi berdiri sejak tahun 1968. Memiliki 3 kantor cabang Perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Pati ( Jawa Tengah ), Kotabaru ( Kalimantan Selatan) dan Tarakan (Kalimantan Timur) .
PT. MISAJA MITRA PATI diresmikan pada tanggal 19 April 1994 dan beroperasi dalam pengolahan udang segar dalam bentuk produk Head Less Block Frozen Shrimp, Peeled Block Frozen Shrimp, PDTO Nobashi Ebi vacuum pack, Frozen Shrimp PDTO Panko Ebi, Frozen Shrimp HO PDTO Panko Ebi.
PT. MISAJA MITRA PATI merupakan perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan pesanan dari pelanggan.  Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan di Jepang dan Eropa.
BAB 2
PERMASALAHAN

Penerapan  fungsi-fungsi manajemen di PT. MISAJA MITRA PATI dapat dilihat dari :
1.                   Perencanaan
Dalam fungsi perencanaan PT. MISAJA MITRA telah menetapkan tujuan , kebijakan dan sasaran mutu perusahaan , juga menetapkan sasaran di tiap bagian agar memudahkan PT. MISAJA MITRA untuk mencapai tujuannya sebagai perusahaan yang terpercaya.

VISI

Dikenal sebagai perusahaan yang terpercaya dalam menghasilkan udang beku yang bermutu tinggi

MISI

                Memproses udang yang bermutu tinggi melalui proses yang higienis dan aman dikonsumsi untuk memenuhi harapan pelanggan sehingga memberikan pertumbuhan yang baik bagi perusahaan dan kesejahteraan bagi pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
                KEBIJAKAN MUTU
                PT. Misaja Mitra, sebagai perusahaan yang bergerak dalam pengolahan udang bertekad untuk memenuhi persyaratan Pelanggan dan Peraturan perundang-undangan serta melakukan perbaikan secara terus menerus guna mencapai kepuasan Pelanggan, melalui:
1.          Penyediaan produk yang bermutu tinggi dan aman dikonsumsi
2.          Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
3.          Penyediaan peralatan kerja yang higienis
4.          Pengiriman tepat waktu sesuai pesanan

Mengacu pada Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu yang akan dicapai pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1.    Penyediaan produk yang bermutu tinggi dan aman dikonsumsi:
a.    Tingkat klaim dari pelanggan 0% 
b.      Produk tidak sesuai (dialihkan dari produk utama) maksimal 3%
2.    Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
a.    Pemenuhan kompetensi karyawan yang berpengaruh langsung terhadap mutu produk minimal 90%
3.    Penyediaan peralatan kerja yang higienis
a.    Hasil pemeriksaan mikroorganisme pada peralatan kerja yang tidak memenuhi standar 0 kasus/bulan
4.    Pengiriman tepat waktu sesuai pesanan
a.       Pengiriman tepat waktu sesuai jadwal mencapai 100%.
5.Kepuasan Pelanggan
a.       Tingkat Kepuasan Pelanggan Minimal 85%.

Dalam perencanaannya factory Manager bertanggung jawab penuh atas rencana yang telah ditetapkan yaitu :
Menetapkan Sasaran Mutu yang dibuat:
·            Di setiap departemen.
·            Terukur serta konsisten dengan Kebijakan Mutu dan perbaikan terus- menerus.
Memastikan bahwa :
·            Perencanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dilakukan untuk     mencapai Sasaran Mutu dan persyaratan ISO 9001:2000.
·            Integritas Sistem Manajemen Mutu (SMM) tetap terpelihara, apabila terjadi perubahan didalamnya
dengan dibantu oleh:
management Representative yang bertugas:
·            Memelihara dan mengendalikan Sasaran Mutu termasuk perencanaan Sistem Manajemen Mutu
·            Memastikan pelaksanaan evaluasi pencapaian Sasaran Mutu di semua departemen.
Kepala Bagian yang bertugas :
·            Memonitor pelaksanaan Rencana Manajemen Mutu .
·            Mengevaluasi pencapaian Sasaran Mutu dan melaporkan ke Factory Manager.

2.       Fungsi pengorganisasian
Struktur organisasi PT. MISAJA MITRA PATI
Struktur organisasi Perusahaan merupakan struktur organisasi fungsional staff. Salah satu alat bagi pemimpin untuk mencapai tujuan perusahaan adalah adanya organisasi yang baik dalam arti sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pembentukan struktur organisasi adalah agar menciptakan pola yang dapat mempertinggi efisiensi kerja , sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik antar setiap bagian.
Pembagian tugas masing-masing bagian diatur dalam job deskripsi yang diatur seperti dibawah ini :
Factory Manager mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta mengkomunikasikannya sebagai berikut:
·         Menetapkan dan mengkomunikasikan tanggung jawab dan wewenang tiap fungsi dalam perusahaan, sesuai dengan Struktur Organisasi dan Job Description
·         Menunjuk Management Representative dengan tugas :
·         Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
·         Melaporkan kepada Pemimpin Perusahaan, kinerja dari Sistem Manajemen Mutu serta peningkatan yang diperlukan
·         Memastikan pemahaman tentang persyaratan pelanggan disebarluaskan di seluruh tingkatan perusahaan.
·          
·         Menunjuk Kepala Bagian untuk:
·      Melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses.
·      Melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan dalam bentuk rapat koordinasi , rapat antar Departemen.

3.       Pengarahan dan Motivasi
Pengarahan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
PT. MISAJA MITRA PATI memberikan breafing kepada kepala bagian setiap hari sebelum dimulai kerja. Adapun isi dari breafing tersebut adalah mengenai rencana kerja, rencana perbaikan dan rencana rencana lainnya yang wajib di teruskan ke bawahan sampai dengan pada user / perkerja.
Motivasi adalah suatu proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan agar dapat bekerja keras dan giat membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Melalui pengarahan dari atasan dapat menciptakan komitmen dorongan usaha-usaha yang mendukung tercapainya tujuan. Ketika gairah kerja karyawan menurun perlu untuk dipertimbangkan alternative untuk mendorong kembali semangat kerja karyawan dengan memahami factor penyebab turunnya gairah kerja tersebut.
PT. MISAJA MITRA PATI menerapkan fungsi pengarahan dengan memberikan :
·      Pelatihan
PT. MISAJA MITRA PATI memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat mengikuti pelatihan yang diperlukan oleh karyawannya guna menunjang keefektifan dalam menyelesaikan pekerjaannya baik training eksternal maupun internal misalnya : training Leaderships, Training magang di jepang, Training OFCF (oversea  Fishery Cooperation Foundation) di Jepang, Training HACCP dan lain sebagainya. Bahkan dalam sasaran mutu bagian Personalia PT. MISAJA MITRA PATI menetapkan bahwa setiap karyawan berhak untuk mengikuti pelatihan 1x/bulan / orang.
·      Gaji / Upah
PT. MISAJA MITRA PATI memiliki 4 golongan karyawan yaitu :
1.          Karyawan Staff
2.          Karyawan Bulanan
3.          Karyawan Harian
4.          Karyawan borongan
Keempat golongan tersebut diberikan gaji / Upah yang layak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini UMK dan peraturan perusahaan. Dan diberikan tepat waktu setiap tanggal 26.
·      Pemberian tugas pekerjaan yang jelas.
Penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan, ketrampilan dan keahlian nya. Pemasangan kamban-kamban  cara, prosedur, dan  ketentuan kerja pada setiap ruang kerja untuk memudahkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar.
·      Pemberian insentif
Insentif ( penghasilan tambahan ) berupa honor, tunjangan Hadiah dan sebagainya kepada karyawan berdasarkan prestasi dan hasil kerjanya, sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.
·      Partisipasi karyawan
Membuka kesempatan selebar-lebarnya kepada karyawan untuk dapat berpartisipasi dalam memajukan perusahaan.
·      Pengembangan karier
Mendorong dan membantu setiap karyawan dalam pengembangan karier melalui diklat, penataran, magang dan selanjutnya sampai pada dilakukannya promosi jabatan.
·      Menciptakan suasana yang nyaman aman dan sehat dalam bekerja
Memberikan fasilitas-fasilitas seperti alat kerja, perlengkapan kerja, Loker, Ruang istirahat, ruang makan , WC, musolla sarana olahraga ,sarana kesenian / hiburan, jaminan sosial dan kesehatan untuk dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya oleh karyawan untuk menunjang suasana yang nyaman seperti yang diharapkan.
5.          Pengawasan
Dalam fungsi pengawasan dari perencanaan , pengorganisasian, pengarahan dan motivasi, semua departemen di PT. MISAJA MITRA PATI akan diaudit secara internal.
a.    Audit internal ditetapkan pelaksanaannya minimal dua kali dalam satu tahun.
b.   Team auditor harus terdiri dari personil yang independen (tidak dari area atau bagian yang diaudit), dan sudah melalui proses kualifikasi dan ditetapkan dalam Daftar Auditor Terpilih.
c.    Audit tidak terjadwal bisa dilakukan bila ditemukan ketidaksesuaian yang bersifat kritis.
d.   Peninjauan terhadap audit sebelumnya harus dilakukan pada setiap Audit Mutu Internal.
e.   Temuan yang minor dua kali tidak ditanggapi menjadi major.
f.     Semua temuan ( major, minor dan observasi ) dicatat dalam form temuan  ( CAR ).
g.    Temuan Major dan Minor harus dilakukan perbaikan oleh auditee sesuai waktu yang ditetapkan pada form CAR
h.   Untuk temuan Observasi auditee harus melakukan klarifikasi untuk melakukan perbaikan atau tidak.
i.      Dalam hal temuan Observasi diklarifikasi oleh auditee dan tidak merasa perlu perbaikan maka auditor harus memastikan bahwa klarifikasi yang diberikan efektif dan tidak memungkinkan permasalahan yang lain.

Mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen secara periodik dua kali setahun, dan bila dibutuhkan atau karena ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu. Adapun ruang lingkup dari dilaksanakan Rapat Tinjauan manajemen adalah :
·         Prosedur Tinjauan Manajemen ini mencakup tanggung jawab dan wewenang manajemen, pengukuran dan pemantauan efektifitas penerapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen secara periodik, penyelesaian masalah-masalah atau perselisihan yang berkaitan dengan Sistem Manajemen
·         Prosedur Tinjauan Manajemen mencakup pengukuran dan pemantauan perbaikan, pencegahan dan perubahan Sistem Manajemen yang keluarannya merupakan peningkatan terhadap proses dan produk sehubungan dengan persyaratan Pelanggan, peningkatan efektifitas Sistem Manajemen , dan sumber daya yang dibutuhkan.
·         Melakukan pengumpulan data dan analisis data untuk menentukan efektifitas penerapan Sistem Manajemen dan mengidentifikasi peningkatan yang dapat dilakukan.
Adapun uraian masalah masalah managemen yang tengah dihadapi di PT. MISAJA MITRA yang paling signifikan  saat ini adalah:
Masalah Internal
Nilai kepuasan Pelanggan yang ditargetkan sebesar 85% hanya tercapai 62%. Hal ini dipengaruhi mengenai kurangnya mutu produk, keterlambatan pengiriman, dan harga produk yang mahal.
Masalah eksternal
Harga Produk dari PT. MISAJA MITRA relative mahal dibanding dengan Harga produk serupa dari perusahaan lain ( sesama Indonesia ).

BAB 3
TINJAUAN TEORITIS
1.       ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
2.       Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9] Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
3.       Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat;(3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; 4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;(5) jumlah pekerjaan meningkat.
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
4.       Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.


BAB 4
TINJAUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

Dari bab 3 diatas sudah dapat dilihat bahwa PT. MISAJA MITRA PATI telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan terkontrol, meskipun tidak dapat dipungkiri akan adanya masalah – masalah  yang ditimbulkan dalam proses itu sendiri.
Membahas tentang masalah yang dihadapi oleh PT. MISAJA MITRA :
1.          MASALAH INTERNAL
Mengenai Nilai kepuasan Pelanggan yang ditargetkan sebesar 85% hanya tercapai 62%. Hal ini dipengaruhi mengenai kurangnya mutu produk, keterlambatan pengiriman, dan harga produk yang mahal.
Kepuasan pelanggan yang diharapkan 23% dibawah dari yang harapkan. PT. MISAJA MITRA PATI telah dapat mengidentifikasi penyebab ketidak sesuaian yang terjadi yaitu diantaranya disebabkan karena :
a.    Mutu produk
Mutu produk yang dimaksud adalah disebabkan penggunaan bahan baku yang kurang segar mempengaruhi mutu produk. Penggunaan bahan baku yang kurang segar ini disebabkan karena keterbatasan bahan baku, tingginya harga bahan baku dipasaran dan kurangnya order untuk memenuhi kapasitas produksi secara maksimal menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi.
b.   Keterlambatan pengiriman
Penyebab keterlambatan pengiriman selain keterbatasan bahan baku adalah karena bahan pengepakan yang datang terlambat dari waktu yang dijadwalkan. Adanya komunikasi yang kurang baik antara PT. MISAJA MITRA PATI sebagai pelaksana produksi dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA sebagai pemberi pesanan. Indentifikasi penyebab masalah komunikasi ini dikarenakan adanya komunikasi yang kurang baik antara perwakilan pihak TOHO BUSSAN KAISHA yang ada di PT. MISAJA MITRA PATI dengan pihak marketing di TOHO BUSSAN KAISHA Jepang, yang sering kali menyebabkan miscommunication dalam manajemen. penyebab lainnya adalah waktu persiapan pengadaan bahan baku,bahan pembantu serta proses produksi produk di tentukan oleh TOHO BUSSAN KAISHA waktunya terlalu pendek sehingga PT. MISAJA MITRA PATI tidak dapat menyelesaikan produksinya. Langkah antisipasi yang sering dilakukan oleh pelaksana produksi di PT. MISAJA MITRA PATI adalah dengan melakukan produksi sebelum waktu yang diperintahkan tiba ( mencuri start untuk melakukan pengadaan bahan baku dan proses produksi ).
Peneguran dan pembahasan masalah ini sudah sering dilakukan, tetapi kendala perbedaan bahasa dan cara penyampaian menjadi masalah terjadi miskomunikasi.
c.    Harga produk yang mahal.
Mahalnya harga produk ini dikarenakan:
·      keterbatasan bahan baku, yang menyebabkan perusahaan lain yang lebih kuat memasang harga tinggi untuk mendapatkan bahan baku.
·      Pola makan masyarakat Indonesia tertutama di pulau Jawa mulai berubah untuk lebih banyak mengkonsumsi hasil perikanan.

2.                   MASALAH EKSTERNAL
Harga Produk dari PT. MISAJA MITRA relative mahal dibanding dengan Harga produk serupa dari perusahaan lain ( sesama Indonesia ).
Price Market dipasaran Internasional jauh dibawah dari standar Price Market di Lokal khususnya Jawa. PT. MISAJA MITRA PATI telah mengidentifikasi penyebabnya yaitu :
a. PT. MISAJA MITRA PATI kesulitan mendapatkan bahan baku, udang terutama dari Jawa. Hal ini disebabkan karena harga pasar lebih tinggi dibandingkan dengan harga bahan baku untuk pabrik. Harga pasar ini dipengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia yang mulai beralih pada konsumsi hasil perikanan. Hotel , restoran dan rumahan sekarang ini lebih memilih hidangan seafoods ketimbang daging. Quantity panen petani udang yang terbatas mengakibatkan pasokan bahan baku udang untuk pabrikan menjadi terbatas. Sehingga setiap pabrik menentukan harga tinggi agar dapat memenuhi kebutuhannya. Bagi pabrik yang kapasitas produksinya besar penetapan harga tinggi tidak menjadi masalah. Harga yang tinggi diimbangi dengan kapasitas produksi yang besar menjadikan biaya produksi dapat ditekan, sehingga harga jual masih dapat terkontrol. Sedangkan PT. MISAJA MITRA PATI dengan kapasitas produksi yang kecil karena hanya memenuhi pesanan dan tidak dapat melakukan pengembangan pada produknya harga bahan baku yang mahal menjadikan produk dari PT. MISAJA MITRA PATI tidak mampu bersaing.
b.Langkah lain yang dilakukan oleh PT. MISAJA MITRA PATI untuk dapat bertahan adalah dengan mendatangkan bahan baku dari luar daerah Jawa seperti Kalimantan dan melakukan import bahan baku seperti dari India dan Pakistan guna memenuhi quantity pesanan pelanggan. Akan tetapi, masalah yang kemudian muncul adalah penurunan mutu yang disebabkan bahan baku yang diolah merupakan bahan baku simpan sehingga nilai kesegarannya sudah menurun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masalah Internal mengenai kepuasan pelanggan yang telah di uraikan diatas. Selain itu PT. MISAJA MITRA PATI juga melakukan program cost down pada setiap departemen untuk menekan  tingginya biaya produksi yang dikeluarkan.

BAB 5
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari seluruh uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa PT. MISAJA MITRA PATI telah melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan sebagai mana mestinya. Sebagian permasalahan yang terjadi telah diambil tindakan perbaikan akan tetapi masih perlu adanya analisa dan verifikasi akan keefektifan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan supaya kelangsungan PT. MISAJA MITRA PATI dapat dipertahankan.
komunikasi merupakan elemen terpenting dalam organisasi dan manajemennya. Sering kali keberhasilan personal dan program sangat tergantung dari keberhasilan komunikasi yang dilakukan para anggotanya. Komunikasi mempertemukan antara tujuan organisasi dengan target hasil yang dicapai, komunikasi berfungsi untuk mengadaptasikan perubahan yang terjadi dalam organisasi juga pengaruh ekstenal dan terakhir komunikasi berfungsi membina hubungan antar anggota organisasi sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik. Sedangkan dari uraian diatas jelas komunikasi yang ada di PT. MISAJA MITRA PATI berjalan kurang baik.
Banyaknya perusahaan cold storage yang ada sekarang ini menjadikan PT. MISAJA MITRA PATI mengalami kesulitan untuk tetap bisa bersaing ditengah krisis-krisis yang terjadi dalam lingkungan interal maupun ekternal.
Peningkatan kualitas mutu produk, peningkatan produktivitas dan penekanan biaya produksi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh PT. MISAJA MITRA PATI  saat ini.
Bila dibandingkan dengan tinjauan teoritis pada Bab III sangat tidak konsekuen. Sebab antara teori dan pelaksanaan terapan sistem manajemen tidak akan berlangsung dengan baik dan benar bahkan malah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi tersebut.

SARAN

Permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. MISAJA MITRA PATI, tentunya membutuhkan perhatian dan solusi cepat dan tepat, guna menghindari adanya permasalahan baru yang akan muncul sebagai efek tidak segera dilakukan tindakan-tindakan perbaikan seperti, beralihnya pelanggan PT. MISAJA MITRA PATI ke perusahaan lain yang mungkin lebih bisa memenuhi keinginan pelanggan.
Perlu adanya tindakan perbaikan mengenai system komunikasi yang ada diantara pihak PT. MISAJA MITRA PATI dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA.
Perbaikan komunikasi dalam setiap bagian di lingkungan intern PT. MISAJA MITRA PATI.
Mepertahankan dan meningkatkan system HOU-REN-SOU (ReportConnectionCounsel) yang telah diterapkan  di PT. MISAJA MITRA PATI.
Melakukan komunikasi secara dekat dengan pihak TOHO BUSSAN KAISHA untuk dapat bersama-sama saling membantu mengatasi permasalah yang timbul.
Melakukan terobosan, deversifikasi produk yaitu PT. MISAJA MITRA PATI mempunyai kelengkapan bahan baku, peralatan yang dapat mengolah berbagai macam pesanan berupa hasil perikanan dari pelanggan tidak terbatas udang saja.

1 komentar: